Senin, 09 Desember 2013

Aku Dan Kopi

        Setiap hari aku selalu berjumpa dengan parasmu, menggenggammu dan mencium aroma dari dirimu adalah hal wajib bagi diriku untuk menentramkan perasaanku. Meski aku bukan seseorang yang terlalu naif untuk suka terhadap sesuatu, namun karenamu aku menjadi lupa akan kenaifan itu. Karenamu pula pikiranku terbuka untuk hal-hal yang tak dapat dimengerti. Aku mengenalmu dengan nama Kopi.

       Entah apa yang ada di dalam dirimu, walaupun engkau memberikanku rasa pahit tapi aku suka, walaupun engkau berwarna hitam tapi aku suka, dan engkau pun berhawa panas tapi aku pun tetap suka juga. Candu akan dirimu membuatku sadar akan sebuah pembelajaran, aku belajar untuk menahan diri, menunggu saat yang tepat untuk mendapatkan sebuah rasa yang tak tergambarkan lewat frasa, kutunggu buih -buih itu turun sembari melihat dan menghirup hawa nafasmu yang mengepul keluar dari peraduan, tetap tenang, jaga ambisi, dan nikmatilah prosesnya untuk mencapai hasil yang maksimal. Pun dari rasa pahit yang terselip manis, seperti hidup yang haram tanpa kepahitan dan rasa manis itu adalah bonus atas perjuangan. Mengapa kusebut bonus? karena jika terlalu banyak mengkonsumsi manis hanya akan membawa kehancuran. Rasa pahit dan sela-sela manismu adalah kolaborasi unik dalam sensasi rasa.


           Tak pandang bulu, ku melihat dirimu begitu disukai banyak orang, dari mulai borju ataupun kaum lusuh, di warung-warung kopi kampung atau cafe-cafe alunan musik jazz, semua menikmatinya, seperti kebutuhan yang tak terelakkan. ya, itulah dirimu, semua kalangan bisa menikmati, dan jika boleh disebut kamu ini penyambung sejuta umat, seperti jembatan yang dijadikan jalan bersama, melupakan perbedaan dalam menikmatinya, dan karena perbedaan itu terciptalah harmonisasi. Ya, hanya karenamu secangkir kopi.


        Terlebih lagi penempatan dirimu yang begitu tepat, saat santai sambil bersenda gurau, engkau hadir menyempurnakan suasana, dan saat serius pun engkau berikan jawaban tersirat yang datangnya entah darimana. Jika saja dalam sehari tidak bersua denganmu, rasanya seperti kehilangan sesuatu yang berharga, timbul gundah, pikiran kosong dan tak bermakna. Ya, karenamu aku sudah menjadi candu.


         Ya, seperti itulah aku dan secangkir kopi, siapa tahu bahwa kopi itu memiliki nilai dan telah menjadi cerita dalam hidup. dan bukan masalah jika anda tidak menyukai kopi namun di dalam kopi terdapat rasa, warna, dan aroma khas yang sejati untuk dijadikan pembelajaran. Perbedaan dalam kesukaan rasa dan cara menikmati kopi adalah warna dalam dunia kopi. Marilah kawan seruput kopimu !!
       
   

        

       
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar