Jumat, 21 Juni 2013

Diskusi atau Debat Kusir

      Siapa yang berani menyangkal jika diskusi itu baik untuk menambah wawasan serta membantu menemukan solusi. Diskusi memang tepat dan baik dilaksanakan, selama masih ada sikap toleran dan saling menghargai diantara komunikator dan komunikannya. Sikap saling menghargai dirasa sangat penting dalam mengajukan pendapat, karena berangkat dari rasa itulah kita bisa menerima pendapat orang lain dengan pengecualian bahwa pendapat yang kita terima haruslah dengan alasan yang logis dan masuk akal, maka dari itu sebagai peserta diskusi, memahami dan menguasai materi serta tema yang akan di diskusikan adalah hal yang terpokok yang harus dijadikan sebagai landasan dalam melakukan tukar pendapat. Dari hal tersebut dapat dipastikan bahwa diskusi itu harus menghadirkan orang yang berkompeten dalam mengajukan pendapat baik dari segi penguasaan materi dan bahasa literatur yang digunakan. Jangan pernah salahkan diskusi jika masih ada pihak yang mencari kemenangan dalam sebuah argumentasi, itu adalah perlakuan penyimpang terhadap budaya yang bijak ini. karena pada hakikatnya diskusi itu bukanlah mencari kemenangan melainkan mencari kebenaran yang seadil-adilnya.
        
         Pada realitanya kita diperlihatkan sebuah lambaian bibir yang tak ada maknanya, mereka menggunakan akal dan budinya untuk saling beradu persepsi. Hal itu dinamakan debat kusir, debat yang tak ada ujungnya, dimana dua orang atau lebih saling ngotot untuk mempertahankan persepsinya tak kenal lelah mereka berbicara sampai-sampai ludah yang mereka punya kekeringan karena terus berucap. Kasihan sekali mereka ini berbicara tanpa makna, membuang waktu saja. Lebih baik gunakan waktu untuk berbenah diri misalnya saja minum kopi sambil mencari inspirasi, atau pijat refleksi untuk merelaksasikan diri.  



Tidak ada komentar:

Posting Komentar